FILSAFAT

Hakikat Pendidikan dan Filsafat


HAKEKAT PENDIDIKAN
Mamat Rohimat, Drs., M.Pd.
KONTRIBUSI & PERAN
PANCA INDRA DALAM PBM
I hear and I forget
I see and I remember
I do then I understand
(Filosofi China)

Filosofi Cina ini memberi gambaran untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dibutuhkan keterampilan guru mengaktifkan peserta didi dalam kegiatan proses pembelajaran.
         Hakeket Pendidikan
         Pengertian Pendidikan
         Tujuan Pendidikan
         Peserta Didik
         Pelaksanaan Pendidikan
Pengertian Pendidikan (Secara Khusus)
  1. Dalam bahasa Inggris ditemukan kata education, yang dihubungkan dengan  pendidikan di sekolah, dengan alasan bahwa di sekolah tempat anak didik oleh para ahli yang khusus mengalami pendidikan dan pelatihan sebagai profesi.
  2. Dalam bahasa Latin disebut  educare, yang berarti mengeluarkan sesuatu kemampuan. e = keluar, ducare = memimpin. Jadi pendidikan berarti membimbing untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri anak.
  3. Dalam bahasa Belanda ditemukan kata opvoeden (op = ke atas,  voeden = memberi makan). Jadi pendidikan berarti memberi makanan rohani untuk meningkatkan kecakapan dan derajat anak
Ciri-ciri Orang Dewasa
  1. Kedewasaan bersifat statis. Scara individu orang dewasa mampu berlaku rajin dan sabar; scara sosial, mampu mengetahui kapan harus kompromi, dan kapan harus mempertahankan pendirian.
  2. Bertanggung jawab tentang diri sendiri, sehingga mampu menyelaraskan antara kepentingan individu dengan tanggung jawab sosial.
  3. Menyadari stabilitas, sehingga mampu mengapresiasi perbedaan pendapat dengan orang lain dan cenderung konsisten mendahulukan penyelesaian pertentangan sosial dengan cara damai.
  4. Bersedia diuji dalam pergaulan hidup atas dasar kemampuan mendalami pilihan sosialnya sesuai dengan harkat kemanusiaan.
  5. Mampu menghargai hak-hak orang lain, cinta tanah air, dan cinta keadilan sosial.
  6. Berpendirian sendiri secara bebas dan mampu mempertahankan pendirian itu secara moral.



Batasan Pendidikan
  1. KBBI, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok  orang dalam usaha  mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan dan cara mendidik.
  2. Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
  3. John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
  4. Mochtar Buchori, pendidikan  sebagai perjumpaan antara dua manusia atau lebih yang bertujuan untuk mengembangkan atau berdampak perkembangan pandangan hidup dan keterampilan pada salah satu atau kedua pihak.
Beberapa Devinisi Mendidik (Scara Khusus)
  1. Menurut Prof. Hoogeveld, mendidik adalah membantu anak supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggungjawab sendiri.
  2. Menurut S. Brojonegoro, memdidik berarti memberikan tuntunan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti jasmani dan rohani.
  3. Menurut Ki Hajar Dewantoro, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat  yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Pengertian Pendidikan Scara Khusus Menurut Drijarkara
  1. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatua tritunggal ayah, ibu, dan anak, di mana terjadi pemanusiaan anak sendiri sebagai manusia purnawan.
  2. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatua tritunggal ayah, ibu, dan anak, di mana terjadi pembudayaan anak , dan akhirnmya membudaya sendiri sebagai manusia purnawan.
  3. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatua tritunggal ayah, ibu, dan anak, di mana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, sehingga  anak  melaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan.
EMPAT PILAR PEMBELAJARAN                                                                                                            UNESCO membentuk suatu komisi internasional yang disebut The International Commission on Education for the Twenty-first Century (Komisi Internasional mengenai Pendidikan Abad ke 21) yang dipimpin oleh Jacques Delors (1996), komisi ini merekomendasikan dalam laporannya agar proses pembelajaran di seluruh dunia hendaknya diselenggarakan berdasarkan empat pilar, yaitu :
a.      learning to know (Belajar untuk mengetahui siapa dirinya)
b.       lerning to do (belajar untuk melakukan sendiri)
c.        learning to be (belajar untuk sosok yang dinginkan  dengan  kompetensi yang dimilikinya)
d.      learning to live together (belajar untuk bekerja sama)
Arti Pendidikan Secara Luas
Menurut Henderson:
But  to see education as aprocess of growth and development taking place as the result  of the interaction of an individual with his environment, both physical and social, beginning at birth and lasting as a long as life itself a process in which the social heritage as a part of the social environment  becomes a tool to be used toward the devolepment of the best and most intellegent person possible, men and women who will promote human welfare, that is to see the educative  process as philosophers and educational reformers conceived it.
Menurut Undang-undang RI no 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Prinsip Pelaksanaan Pendidikan
  1. Berlangsung seumur hidup
  2. Tanggung jawab bersama
  3. Keharusan
PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN 
1)      Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2)      Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
3)      Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4)      Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
5)      Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6)      Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Tujuan Pendidikan merupakan gambaran dari filsafat atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Tujuan  pendidikan harus mengandung 3 (tiga) nilai,
  1. Autonomy, yaitu memberi kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan secara maksimum untuk dapat hidup mandiri.
  2. Equity (keadilan), artinya tujuan pendidikan itu harus memberi kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan ekonomi.
  3. Survival, berarti dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Macam-macam Tujuan Pendidikan
  1. Tujuan Nasional, yaitu tujuan umum pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu bangsa.
  2. Tujuan Institusional, yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga atau institusi pendidikan.
  3. Tujuan Kurikuler,  yaitu tujuan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran.
  4. Tujuan Instruksional, tujuan ini merupakan rumusan dari bagian dan tujuan kurikuler.
  5. Tujuan P{endidikan Nasional
    1. Bertakwa kepada Tuhan YME
    2. Berakhlak mulia
    3. Sehat
    4. Berilmu
    5. Cakap
    6. Kreatif
    7. Mandiri
    8. Beriman
    9. Demokratis
    10. Bertanggung jawab

  1. Peserta Didik
    1. Pengertian Anak Didik
    2. Ciri-ciri Anak Didik
    3. Perkembangan Anak Didik
Karakteristik Peserta Didik
  1. Individu yang memiliki potensi fisik dan fsikis yang khas, sehingga merupakan makhluk yang unik.
  2. Individu  yang sedang berkembang.
  3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
  4. Individu yang memiliki kemampuan yang mandiri.
  5. Peserta didik  merupakan sesaeorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal.
Ciri-ciri Peserta Didik
(menurut  Edi Suardi)
  1. Kelemahan dan ketidakberdayaan
  2. Makhluk yang ingin berkembang.
  3. Inginmmenjadi diri sendiri.

Perkembangan Anak Didik:
1. Bayi : 0 – 2 tahun
2. Kanak-kanak : 2 – 7 tahun
    a. Masa Otonomi : 3 – 4 tahun
    b. Masa Eksplolasi (penyelidikan):            
            4 – 7 tahun
3. Anak-anak : 7 – 12 tahun
4. Puber : 12 – 14 tahun
Tri Pusat Pendidikan
    1. Keluarga
    2. Sekolah
    3. Masarakat
Fungsi dan Peran Pendidikan Keluarga
  1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak
  2. Menjamin kehidupan ekonomi sosial
  3. Menanamkan dasar pendidikan moral
  4. Menanamkan dasar pendidikan sosial.
  5. Peletakan dasar-dasar keagamaan.
Fungsi dan Peran Sekolah
  1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
  2. Spesialisasi dalam bidang pendidikan
  3. Efensiensi dalam pendidikan masyarakat
  4. Sosialisasi, membantu menuju makhluk sosial.
  5. Konservasi dan transmisi kultural,
  6. Transisi dari rumah ke masyarakat.
Fungsi dan Peran Masyarakat dalam Pendidikan
  1. Merupakan lingkungan pendidikan ke tiga, setelah keluarga dan sekolah
  2. Wahana aktugetahuan yang dimiliki anak
  3. Tempat mendapatkan pendidikan kesusilaan, cara bertindak, cara menyelesaikan masalah,dll.





HAKIKAT FILSAFAT
Hakekat Filsafat
1.      Tokoh Filsafat
2.      Tugas Filsafat
3.      Pengertian Filsafat
4.      Cara Mempelajari Filsafat
5.      Hubungan Filsafat dengan Ilmu
Manfaat Mempelajari Filsafat:
  1. Terlatih berpikir serius
  2. Mampu memahami filsafat
  3. Menjadi filosof
  4. Menjadi warga negara yang baik
  5. Bapak Filsafat
THALES (± 624 – 546 SM) orang Yunani,
Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?,Heraclitus (500-an SM),Zeno,Socrates (470 – 300 SM),Plato.
Tugas filsafat
  1. Menemukan konsep-konsep yang bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam ilmu pengetahuan, dan menganalisisnya dan menentukan makna-makna yang saling berhubungan.
  2. Mengungkap keraguan dan penyebab alam bisa tunduk pada hukum
Pengertian Filsafat:
  1. Menurut Poedjawijatna,  filsafat merupakan jenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran belaka.
  2. Hasbullah Bakry, filsafat adalah sebagai jenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
  3. Plato, filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli.
4.   Aristoteles, filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.
5.   Immanuel Khan, filsafat adalah pengetahuan yang menadi pokok pangkal segala pengetahuan yang tercakup di dalam empat persoalan, yalni
a. Apa yang dapat diketahui? (jawabannya: metafisika)
b. Apa yang seharusnya diketahui? (jawabannya: Etika)
c. Sampai di mana harapan kita? (Jawabannya \: Agama)
d. Apa itu manusia? (jawabannya: antropolgi)
6.  Filsafat diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar-akarnya. Dalam pengertian lain, filsafat diatikan sebagai interpretasi atau evaluasi terhadap apa yang penting atau apa yang berarti dalam kehidupan” (Sadulloh, Uyoh: 2007: 15)
Berdasarkan pendapat tadi disimpulkan bahwa:
  1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
  2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
  3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
  4. Filsafat adalah sebagai analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata atau konsep.
  5. Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari manusia, dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Hubungan Filsafat dengan Ilmu
Mas’ud, Ibnu (1999: 26), “Filsafat tiada lain hanyalah suatu metode berfikir yang ditempuh dalam mencari hakikat kebenaran, dan metode tersebut dapat diperoleh dengan jalan menekuni berbagai ilmu pengetahuan. Jika orang menekuni ilmu fasti, ia dapat menempuh jalan itu dalam menyusun dalil-dalil filsafatnya”. Filsafat adalah pemikiran, sedangkan ilmu adalah ‘kebenaran’. Gampangnya, filsafat ilmu adalah pemikiran tentang kebenaran. Apakah benar itu benar? Kalau itu benar maka berapa kadar kebenarannya.? Apakah ukuran-ukuran kebenaran itu? Di mana otoritas kebenaran itu? Dan apakah kebenaran itu abadi?      Tujuan filsafat dan ilmu yakni sama-sama mencari kebenaran. Hanya saja filsafat tidak berhenti pada satu garis kebenaran, tetapi ingin terus mencari kebenaran kedua, ketiga dan seterusnya sampai habis energinya. Sedangkan ilmu kadang sudah merasa cukup puas dengan satu kebenaran dan bila ilmu itu disuntik dengan filsafat alias pemikiran maka ia kan bergerak maju untuk mencari kebenaran yang lain lagi.         Filsafat itu ibarat energi dan ilmu itu umpama mesin listrik. Jika energi dipasok ke turbin mesin, maka mesin akan bekerja menghasilkan setrum yang dipakai untuk menyalakan lampu yang memancarkan cahaya.                                                                                                                                                 Filsafat dan ilmu bahu membahu mengusung kebenaran, namun kebenaran filsafat dan kebenaran ilmu masih tetap saja bersifat relatif sebagai proses yang tidak pernah selesai. Maksudnya, bahwa  kebenaran yang didapatkan oleh filsafat dan  ilmu tak  pernah  selesai  dan   terus berproses dan menjadi, yang dalam hukum dialektika    (Thesis,  Antithesis,  Sinthesis) dan seterusnya sebagai tanda bahwa manusia, pemikirannya dan ciptaannya bersifat relatif. Sedangkan kebenaran itu sendiri identik dengan Pencipta kebenaran. Oleh karena itu, yang Maha Benar hanyalah Allah SWT sesuai dengan Firman-Nya:             Dalam perspektif Islam, sebagai tolok ukur, patokan atau kteria benar dan salah sudah ada yakni Al Qur’an dan Hadits. Tidak ada keraguan sedikit pun akan kebenaran Al Qur’an dan Hadits. Bahkan Allah SWT menjamin kebenaran dan kesohihan Al Qur’an. Siapa pun tidak akan bisa mengubahnya.                        Oleh sebab itu dalam mengkaji ilmu pengetahuan jangan hanya terbatas pada akal pikiran dan metode ilmiah saja, namun wajib kita hubungkan dengan Al Qur’an dan Hadits.
Cara Mempelajari Filsafat
  1. Metode sistematis, pelajar menghadapi hasil filsafat.
    1. Pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang filsafat.
    2. Mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang yang lain.
    3. Mempelajari nilai, atau filsafat nilai
  2. Metode historis, para pelajar mempelajari filsafat dengan mengikuti sejarahnya, sejarah pemikiran.
  3. Metode kritis, mempelajari filsafat tingkat intensif.
    1. Memahami isi ajaran
    2. Mencoba mengajukan kritik (menentang atau mendukung). 
      FILSAFAT PENDIDIKAN

      CABANG-CABANG FILSAFAT


      Logika,
      merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang aturan-aturan berfikir agar dengan aturan tersebut dapat diambil kesimpulan yang benar.
      Dengan kata lain logika adalah pengkajian  yang sistematis tentang aturan-aturan untuk  menguatkan premis-premis atau sebab-sebab mengenai konklusi aturan itu, sehingga dapat digunakan untuk  membedakan argumen yang baik dan yang tidak baik.
      Ontologi,
      disebut juga dengan metafisika adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat segala sesuatu yang ada, atau watak yang mendasar (ultimite)  dari benda atau realita yang berada di belakang penganlaman yang berlangsung.
      Seorang guru seharusnya tidak hanya tahu tentang hakekat dunia dimana ia tinggal, tetapi harus tahu hakekat manusia, khususnya hakekat anak. Hakekat manusia:
      Manusia adalah makhluk jasmani rohani
      Manusia adalah makhluk individual sosial
      Manusia adalah makhluk yang bebas
      Manusia adalah makhluk menyejarah
      Epistemologi, 
      adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode, dan syahnya pengetahuan.
      Pengetahuan apa yang benar?
      Bagaimana mengetahui itu berlangsung?
      Bagaimana kita mengetahui bahwa kita mengetahui?
      Bagaimana kita memutuskan antara dua pandangan pengetahuan yang berlawanan?
      Apakah kebenaran itu konstan, ataukah kebenaran itu berubah dari situasi satu kesituasi lainnya?
      Dan akhirnya pengetahuan apakah yang paling berharga?
      Aksiologi,
      ialah cabang filsafat yang membahas nilai baik dan nilai buruk, indah dan tidak indah, erat kaitannya dengan pendidikan, karena dunia nilai akan selalu dipertimbangkan atau akan menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan tujuan pendidikan.
      Ada sementara ahli filsafat membagi dua cabang filsafat ini menjadi etika dan estetika.
      Pertanyaan-pertanyaan aksiologis yang harus dijawab guru adalah:
      Nilai-nilai apa yang dikenalkan guru kepada siswa untuk diadopsi?
      Nilai-nilai apa yang mengangkat manusia pada ekspresi kemanusiaan yang tertinggi?
      Nilai-nilai apa yang bener-benar dipegang orang yang benar-benar terdidik?
      Filsafat pendidikan secara vital juga berhubungan dengan pengembangan semua aspek pengajaran. Dengan menempatkan filsafat pendidikan pada tataran praktis, para guru dapat menemukan berbagai pemecahan permasalahan pendidikan.

      HUBUNGAN ANTARA GURU DENGAN KEYAKINAN
      1.      Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran.
       Komponen penting filsafat pendidikan seorang guru adalah bagaimana memandang pengajaran dan pembelajaran, dengan kata lain, apa peran pokok guru?
      Sebagian guru memandang pengajaran sebagai sains, suatu aktifitas kompleks.
      Sebagian lain memandang sebagai suatu seni, pertemuan yang sepontan, tidak berulang dan kreatif antara guru dan siswa.
      Yang lainnya lagi memandang sebagai aktifitas sains dan seni.
      Berkenaan dengan pembelajaran, sebagian guru menekankan pengalaman-pengalaman dan kognisi siswa, yang lainnya menekankan perilaku siswa.
      2.       Keyakinan mengenai siswa
      Akan berpengaruh besar pada bagaimana guru mengajar.
      Seperti apa siswa yang guru yakini, itu didasari pada pengalaman kehidupan unik guru.
      Pandangan negatif terhadap siswa menampilkan hubungan guru-siswa pada ketakutan dan penggunaan kekerasan tidak didasarkan kepercayaan dan kemanfaatan.
      Guru yang memiliki pemikiran filsafat pendidikan mengetahui bahwa anak-anak berbeda dalam kecenderungan untuk belajar dan tumbuh.
      3.       Keyakinan mengenai pengetahuan
      Berkaitan dengan bagaimana guru melaksanakan pengajaran.
      Dengan filsafat pendidikan, guru akan dapat memandang pengetahuan secara menyeluruh, tidak merupakan potongan-potongan kecil subyek atau fakta yang terpisah.
      4.       Keyakinan mengenai apa yang perlu diketahui
      Guru menginginkan para siswanya belajar sebagai hasil dari usaha mereka, sekalipun masing-masing guru berbeda dalam meyakini apa yang harus diajarkan.
      Peran filsafat pendidikan bagi guru:
      Dengan filsafat metafisika guru mengetahui hakekat manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan.
      Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang harus diberikan kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut.
      Dengan filsafat aksiologi guru memehami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut.
        

      PANDANGAN  ALIRAN FILSAFAT TENTANG PENDIDIKAN

      1.      Idealisme (Hakekat Kebenaran)
       Pendidikan menurut pandangan idealisme, harus mengajarkan hubungan antara anak dengan bagian alam spiritual. Pendidikan harus menekankan keseusian antara batin anak dan alam semesta.
      Home (Uyoh, 2003), pendidikan merupakan proses abadi dari proses penyesuaian dan perkembangan mental maupun fisik, bebas dan sadar terhadap Tuhan, dimanifestasikan dalam lingkungan intelektual, emosional dan berkemauan.
      Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan yaitu pribadi manusia ideal.
      Socrates, Plato dan Kant yakin bahwa pengetahuan yang terbaik adalah pengetahuan yang dikeluarkan dari dalam diri siswa, bukan dimasukan atau dijejalkan ke dalam diri siswa.

      1.      Tujuan pendidikan
      Pendidikan formal dan informasi bertujuan membentuk karakter dan mengembangkan bakat dan kemampuan dasar serta kebaikan sosial.

      2.       Kedudukan siswa
      Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/bakat.

      3.       Peranan guru              
      Bekerja sama dalam proses pengembangan manusia, terutama tanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.

      4.      Kurikulum
      Pendidikan liberal (bebas) untuk pengembangan kemampuan rasional dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.

      5.      Metode
      Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.



      2.      Realisme (hakekat empiris)
      Aliran realisme terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu :
      1.      Realisme rasional, memandang bahwa tujuan pendidikan agar anak menjadi manusia bijaksana, yaitu seseorang yang dapat menyesuaikan dengan baik terhadap lingkungan fisik dan sosial, mempersiapkan siswa untuk hidup di dunia sekarang untuk mencapai tujuan akhir yang abadi untuk hidup di akhirat (iman)
      2.      Realisme natural, memandang bahwa baik dan salah adalah hasil pemahaman kita tentang alam, bukan dari prinsip-prinsip nilai agama atau dari luar alam ini, pendidikan berkaitan dengan dunia disini dan sekarang. Dunia bukan sesuatu yang eksternal, tidak abadi, melainkan diatur oleh hukum alam/sunattullah (taqwa)
      Power (Uyoh, h112, 2003) implikasi filsafat pendidikan Realisme yaitu :
      a.      Tujuan pendidikan 
       Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial

      b.       Kedudukan siswa
         Dalam hal pelajaran, menguasi pengetahuan yang handal, dapat dipercaya, dalam disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar, disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.

      c.       Peranan guru
         Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi dari siswa.
      d.      Kurikulum
         Mencakup semua pengetahuan yang berguna, memuat pengetahuan liberal dan praktis.
      e.      Metode
         Belajar tergantung pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode penyampaian harus logis dan psikologis, metode conditioning  merupakan metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviourisme.

      3.       Pragmatisme (kegunaan praktis)
      Aliran yang dipelopori Jhon Dewey, memandang pendidikan bukan merupaksn suatu pembentukan dari luar dan juga bukan merupakan suatu pemerkahan kekuatan-kekuatan laten dengan sendirinya melainkan pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu baik siswa maupun guru.

      Menurut aliran pragmatisme, terdapat tiga pemikiran dalam pendidikan, yaitu :
      1.      Pendidikan sebagai kebutuhan untuk hidup, kaitannya dengan tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan seyogyanya membekali siswa dengan ilmu, pengetahuan dan teknologi agar siswa dapat hidup mandiri.
      2.      Pendidikan sebagai pertumbuhan, kaitannya dengan tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan diupayakan memberi pengaruh positif kepada siswa karena anak dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan.
      3.      Pendidikan sebagai fungsi sosial, sekolah sebagai alat transmisi merupakan lingkungan khusus yang memiliki fungsi :
      a.      menyederhanakan dan menertibkan faktor-faktor bawaan yang dibutuhkan untuk berkembang,
      b.      mengidealkan kebiasaan masyarakat yang ada,
      c.       menciptakan lingkungan yang luas dan lebih baik daripada yang diciptakan anak.
      4. Eksistensialisme (bahan ajar yang esensial)
      Aliran ini menekankan individualitas dan pemenuhan diri secara pribadi, setiap individu dipandang sebagai makhluk unik dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
      Dalam hubungannya dengan tujuan pendidikan nasional setiap individu memiliki kebutuhan dan perhatian yang spesifik berkaitan dengan pemenuhan dirinya, sehingga dalam menentukan kurikulum tidak ada kurikulum yang pasti dan berlaku secara umum, eksistensialisme memandang tidak ada mata pelajaran yang paling penting.
      Maka pelajaran merupakan materi dimana individu akan dapat menemukan dirinya dan kesadaran akan dirinya.


No Response to "FILSAFAT"

Posting Komentar