PRACTICAL ENGLISH LANGUAGE
TEACHING YOUNG LEARNERS
”TEACHING SPEAKING
1.
ALM (Audio Lingual Methode)
ALM
adalah metode untuk pengajaran bahasa dengan penekanan kepada berbicara, dalam
metode audiolingual guru melatih tata bahasa siswa. Dengan kata lain, siswa
harus mengulang tata bahasa baik itu berupa kata atau kalimat berpola setelah
guru, jadi penyajian model kata atau kalimat harus dengan pola yang benar dan
disesuaikan dengan tingkat atau kelas siswa, Guru menyajikan pola kata atau
kalimat kemudian para siswa mengulang atau meniru terus guru menyajikan kata
atau pola kalimat baru untuk contoh dalam struktur yang sama, para siswa tidak
belajar banyak kosakata, namun disini lebih di tekankan kepada pengulangan
(repeat). Karena dengan pengulangan tersebutlah akan adanya timbal balik
positif. Sama halnya seperti latihan semakin sering maka akan semakin tahu atau
terbiasa dan pada akhirnya akan paham.
Saya
akan menyajikan beberapa contoh mengenai ALM tadi diatas tentunya versi saya
sendiri adalah sebagai berikut :
Pengulangan
Guru
: Saya sedang belajar
Murid
: Saya sedang belajar
Guru
: Dia sedang duduk diatas batu
Murid
: Dia sedang duduk diatas batu
Guru
: Dia sedang mencuci mobil
Murid
: Dia sedang mencuci mobil
Penggantian
atau penambahan kata
Guru
: Saya sedang makan
Murid
: Saya sedang makan baso
Guru
: Mereka main bola di lapangan
Murid
: Mereka main bola Voli di lapangan
Penyajian
kembali
Guru
: Katakan padanya untuk tidak merokok begitu sering!
Murid
: Janganlah merokok begitu sering!
Contoh
berikut menggambarkan lebih jelas di bor dapat dimasukan ke dalam satu sesi
latihan :
Guru
: ada kapur diatas meja... ulangi
Murid
: ada kapur diatas meja
Guru
: Buku
Murid
: ada sebuah buku diatas meja
Guru
: Tas
Murid
: ada sebuah tas hitam diatas kursi
Guru
: Pensil
Murid
: ada sebuah pensil merah diatas buku
Guru
: penggaris
Murid
: ada sebuah penggaris diatas buku
Guru
: ...........
2.
Dialog
Dialog
adalah suatu model percakapan (Conversation) yang melibatkan dua pihak atau
lebih, baik itu langsung (tanpa teks) ataupun menggunakan teks yang berupa
tanya jawab, wawancara, berdiskusi, musyawarah, berakting dll. Banyak kita jumpai di
kehidupan sehari-hari, terutama dalam lingkungan keluarga dan lingkungan
sekitar dimana kita tinggal.
Menurut saya metode ini paling cocok
untuk anak-anak yang sedang belajar berbicara. Terutama untuk anak-anak yang
sedang duduk di bangku sekolah dasar Gunanya untuk melatih berbicara serta
menambah kosakata anak.
Contoh dari Dialog itu banyak,
Contoh dalam lingkungan keluarga
Percakapan 1
Anak
: bu, tas sekolahku di mana?
Ibu
: di dalam lemari ....
Anak
: oh..kirain belum kering..
Ibu
: sudah, dah kering kok
Percakapan
2
Anak
: bu, kapan Ayah pulang?
Ibu
: nanti malam. Emangnya ada apa?
Anak
: ada PR tapi susah...
Ibu
: sini ibu bantu, mungkin ibu bisa.
Metode dialog ini tidak hanya untuk
pengajaran B. Inggris ataupun B.Indonesia bisa saja untuk pengajaran bahasa
lainnya seperti bahasa ibu/daerah atau bahasa asing lainnnya. Walaupun bukan
pada pelajaran bahasa dialog sering terjadi pada waktu guru apresiasi di kelas.
Contoh dalam lingkungan sekolah
Guru : ucapan salam “Assalamu’aliakum
warahmatullahi wabarakatuh”
Murid : Wa’alaikum salam warahmatullahi
wabarakatuh
Guru : selamat pagi anak-anak?
Murid : selamat pagi, Bu.
Guru : Apa kabar?
Murid : Alhamdullih baik Bu, bagaimana
ibu
Guru : Alhamdullih baik juga ....
Guru dalam kegiatan KBM mata pelajaran
bahasa, haruslah kreatif misalnya mengajak siswa untuk berdialog, mungkin bisa
dengan dialog-dialog lucu antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa, itu
akan mengkondisikan kelas yang menyenangkan dan tentunya siswa belajar
berbicara di kelas serta menambah kosakata anak.
3.
Using Puppets
Boneka atau wayang adalah sejenis mainan yang
dapat berbentuk macam-macam, terutamanya manusia
atau hewan,
serta tokoh-tokoh fiksi. Boneka atau wayang bisa dikatakan salah satu mainan
yang paling tua, karena pada zaman Yunani, Romawi ataupun Mesir kuno saja boneka sudah ada. Namun fungsi, bentuk, maupun
bahan pembuatnya ternyata berbeda sekali antara dulu dan sekarang.
Umumnya boneka dibuat sebagai mainan anak-anak, namun
kadang-kadang digunakan untuk fungsi fungsi ritual yang berhubungan dengan alam
atau hal-hal yang bersifat gaib ataupun mistik misalnya
berupa upacara upacara ritual keagamaan pada zaman dulu, permainan jelangkung,
sihir
ataupun upacara pemanggilan roh. Seringkali boneka atau wayang ditemukan pada makam-makam
kuno atau situs-situs sejarah maupun prasejarah.
Menggunakan boneka atau wayang di dalam
kelas membawa anak ke dalam dunia imajinasi dan menyenangkan, selain
menyenangkan mereka juga dapat memerankan peran penting dalam ceritanya. Wayang
atau boneka dapat mendorong anak untuk menjadi siswa yang aktif di dalam kelas.
Penggunaan boneka atau alat peraga lainnya
selam sesi bercerita di dalam kelas dapat menyediakan sesuatu yang berbeda,
penggunaan boneka tersebut lebih efektif dibandingkan dengan membaca cerita
(Story Telling).
Jika membaca dan menulis menjadi
membosankan, maka anak-anak tidak akan belajar secara efektif. Anak-anak sama
seperti kita dan ingin melakukan sesuatu yang mereka sukai.
Contoh-contoh boneka atau wayang
No Response to "B. INGGRIS"
Posting Komentar